RELEVANSI PEMIKIRAN SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM MODERN

Cecep Nikmatullah

Authors

  • Cecep Nikmatullah SMPN 1 Kota Serang

Keywords:

Pemikiran Syeh nawawi, Pendidikan Islam Modern

Abstract

Syekh nawawi berpendapat bahwa manusia diciptakan dalam bentuk
seimbang dan sempurna. Secara fisik manusia dapat berdiri tegak sempurna dan seimbang serta dilengkapi dengan akal, kemampuan, memahami, memperoleh imu dan memiliki budi pekerti. Manusia diciptakan Allah terdiri dari beragam unsur, di mana manusia dapat bertutur kata, melihat, mendengar dan dapat bernalar. Dalam setiap unsur menyimpan berbagai keajaiban yang tak dapat dijangkau oleh orang yang mensifatinya. Dengan demikian kemampuan baik yang diberikan manusia bersifat biologis dan psikologis.
Penjelasan pemikiran tersebut prinsipnya telah menggambarkan potensi manusia berupa potensi fisik dan psikis. Pada akhirnya Syekh Nawawi berpendapat bahwa beberapa potensi tersebut harus dikembangkan, sebab potensi secara fisiologis dan psikologis manusia tidaklah cukup jika semata mengandalkan perjanjian berupa primordial dengan Tuhan. Beberapa potensi itu pun harus senantiasa dikembangkan melalui pedidikan. Dengan demikian tanpa ilmu, manusia tak akan mampu mengemban amanah sebagai khalifah
dan melaksanakan penghambaannya (ubbudiyah) sebagai tanggung jawab manusia untuk senantiasa menunaikan dengan sebaik-baiknya.
Menurut syekh Nawawi tujuan pendidikan ialah mardatillah dan memperoleh kehidupan ukhrawiyah, membrantas kebodohan, memajukan Islam, melestarikan Islam dengan kaidah-kaidah ilmu serta sebagai perwujudan dari rasa syukur karena diberi akal dan tubuh yang sehat. Kewajiban bersyukur mencakup aspek keilmuan (ranah kognitif), aspek rasa senang (ranah afektif),
dan menggunakan nikmat Tuhan sesuai dengan permintaan pemberi nikmat yakni Allah (ranah psikomotor dan spiritual). Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut memerlukan pemikiran tentang muatan pendidikan Islam.
Dari berbagai pernyataannya, hal utama yang diberikan dalam proses
pendidikan adalah masalah ilmu-ilmu keagamaan yang wajib personal.
Sedangkan yang paling utama dari kewajiban personal itu ialah iman tauhid . Berdasarkan klasifikasi ilmu menurut syekh Nawawi, maka materi pendidikan Islam harus dimulai dari ilmu-ilmu kewajiban personal, kemudian ilmu-ilmu kewajiban komunal dan sunnah komunal. Namun di antara yang kewajiban personal, yang paling penting ialah ma’rifatullah berupa iman tauhid.

Downloads

Published

18-08-2024